BILA TUMPUKAN SAMPAH TERLALU BANYAK
|
Segala sesuatu yang berlebih memang tidak baik, apalagi
yang berlebih itu adalah sampah. Kota Bandung, layaknya kota besar lain,
setiap hari menghasilkan sampah bertumpuk-tumpuk. Tumpukan sampah tersebut
berjumlah hingga ribuan meter kubik dan membentuk gunung-gunung kecil
di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kabupaten
Bandung.
Senin 21 Februari 2005, pukul 02.30 WIB, ketika malam masih sangat pekat,
tiba-tiba sampah tersebut bergerak. Hujan deras selama dua hari berturut-turut
meruntuhkan gunung sampah tersebut. Warga sekitar TPAS yang masih terbuai
mimpi tidak sempat menghindar. Jerit tangis minta tolong pun segera memecah
sunyinya malam. Warga berhamburan menyelamatkan diri mencari tempat yang
lebih tinggi. Sampah-sampah tersebut meluncur dari atas bukit bergerak
ke dasar lembah hingga mencapai jarak sekitar 1 km. Akibatnya, 137 jiwa
terenggut dan 6 jiwa hilang. Longsorannya menimbun 58 rumah dan sejumlah
lahan pertanian. Puluhan orang menderita luka berat dan ringan. Mereka
dilarikan ke RS. Hasan Sadikin Bandung dan RSU. Cibabat.
Siang harinya, relawan Tzu Chi Bandung langsung turun ke lokasi bencana.
Mereka menuju posko bencana di Kampung Pojok. Saat tiba di dekat lokasi
posko, kendaraan mereka tak bisa sampai tepat di tujuan karena banyaknya
kendaraan dari arah berlawanan di ruas jalan yang praktis hanya cukup
untuk dilalui oleh satu kendaraan. Terpaksa, barang-barang bantuan diturunkan
dan diangkut dengan berjalan kaki oleh para relawan Tzu Chi dibantu anggota
TNI, sejauh sekitar 100 meter ke posko bantuan. Bantuan yang diberikan
terdiri dari: 300 meter kain kafan, 400 nasi bungkus, dan 480 botol air
mineral. Nasi bungkus dan makanan dibagikan kepada para petugas evakuasi.
|
Kampung Pojok terletak sangat dekat dengan sumber bukit
sampah dimana rumah-rumah di sekitarnya tertimbun total, rata-rata sedalam
6 sampai 10 meter. Situasi ini mempersulit proses evakuasi korban yang
tertimbun. Alat-alat berat didatangkan untuk mempermudah evakuasi. Tanggal
22 Februari, pagi hari, 5 jenazah berhasil dievakuasi dan langsung dimakamkan.
Pada siang hari, ditemukan satu rumah di kedalaman 7 meter. Rumah tersebut
diperkirakan dihuni oleh 11 orang. Ketika menjelang sore, dari rumah tersebut
berhasil diangkat satu jenazah wanita. Menyusul berikutnya dua jenazah
yang menjadi satu. Orang-orang di sekitar lokasi turut merasa pilu dan
sedih karena dua jenazah yang menjadi satu tersebut adalah seorang ayah
yang berusia 33 tahun yang sedang berangkulan dengan putranya yang berusia
2 tahun.
|
Selain itu, Tzu Chi juga ikut bergabung di pos kesehatan yang didirikan
di SDN Kampung Cilimus. Tzu Chi membantu penyediaan bahan-bahan pokok
dan sayuran, serta membantu pelayanan di dapur umum yang melayani sekitar
500 sampai 900 orang.
Beberapa pengungsi tampak bersedih kehilangan sanak keluarganya. Para
relawan Tzu Chi mengunjungi mereka, berbincang, memeriksa keadaan para
pengungsi, dan menghibur anak-anak dengan membagikan permen pada mereka.
• Teks & foto-foto dok. Tzu Chi Bandung
|